Banyak orang mengira bahwa mereka yang puitis suka merayu atau membual dengan puisi-puisinya. Sebenarnya tidak semua orang puitis bermain-main kata untuk tujuan seperti itu. Beberapa dari mereka hanya ingin mengungkapkan sesuatu baik itu dari imajinasi ataupun kejujuran dari hatinya. Seperti halnya pemberian penghargaan. Kadang ada diantara kita memberikan penghargaan sebagai basa basi, atau kita menerima basa basi yang sama dari orang lain. Namun bagi saya, sebuah penghargaan bukanlah permainan seperti itu namun sesuatu yang SAKRAL dan TULUS dari hati, seperti kata cinta yang "seharusnya" hanya diberikan pada mereka yang benar-benar kita cintai.
Penghargaan bukanlah cara untuk menyenangkan orang lain, namun cara untuk menunjukkan orang lain tentang keadaannya yang menakjubkan dari sudut pandang kita
Penghargaan bukanlah cara untuk menggapai suatu maksud, namun merupakan proses belajar diri untuk menghargai orang lain
Penghargaan bukanlah sesuatu yang formalitas namun karena kita tahu sesuatu yang indah bagi orang lain tak selalu harus kita sembunyikan
Penghargaan bukanlah sesuatu yang sifatnya mutlak memuji, namun bisa juga kritikan yang membangun
Penghargaan bukanlah trik untuk mencari simpati orang lain, namun ketulusan untuk mengakui
Penghargaan bukanlah kata yang tak berarti, namun reaktor yang bisa membawa berbagai macam efek
Penghargaan bukanlah sebuah permainan hati namun sesuatu yang seharusnya kita lakukan.
(c-ya)
Saya rasa diantara kita tidak ada yang ingin diabaikan, tidak ada yang ingin diacuhkan dan semua ingin dihargai entah dalam konteks dan cara seperti apa. Memberikan testimonials kepada orang lain tidak harus berupa piagam, namun juga bisa berupa tulisan, gambar, sikap atau ucapan langsung. Memberikan penghargaan tersebut bukan karena mereka selalu berhasil untuk sesuatu atau karena mereka begitu mengagumkan namun bisa juga karena kerja keras meski hasilnya kurang memuaskan. Tentu saja, sebelum anda menghargai orang lain, alangkah lebih baik bila anda memberikan penghargaan untuk diri anda dulu, misal dengan cara memberi waktu untuk refreshing bila anda telah mencapai target yang telah anda schedule atau mengumpulkan dan membaca pesan-pesan positif dari teman anda yang sekiranya bisa membuat anda merasa lebih bersemangat untuk maju.
Di sebuah kantor, seorang pekerja akan merasa terhargai ketika pemimpinnya bijaksana dengan memberikan kata-kata penghargaan diwaktu yang tepat untuk kerja keras mereka. Kalau seandainya hasil kerja mereka kurang bagus, seorang pemimpin akan memberitahu dengan cara yang baik dan bukannya mencaci habis-habisan. Misalnya, "Saya sangat menghargai niat baik anda yang ingin memberikan yang terbaik bagi perusahaan. Namun seperti yang kita tahu, penjualan dengan metode tersebut akan mengurangi minat konsumen. Apakah anda memiliki alasan lain, yang menjadi pertimbangan anda mengapa menggunakan metode tersebut? Bagaimana kalau kita membahas lagi tentang metode yang dulu pernah saya sarankan dan telah terbukti berhasil pada bulan sebelumnya?" Respon tersebut terasa lebih enak di dengarkan dan terkesan ada pemberian solusi pada pihak yang telah melakukan kesalahan. Meskipun kurang memenuhi target penjualan, namun pihak yang melakukan kesalahan merasa terhargai akan kerja kerasnya.
Mungkin saja pekerja tersebut mempunyai alasan lain mengapa mengubah metode tanpa persetujuan dengan pimpinan dan mungkin saja mereka lebih tahu kondisi pasar waktu itu yang begitu cepat berfluktuasi sehingga mereka menggunakan metode lama dengan harapan target perusahaan bisa dicapai. Namun ternyata, keputusan yang mereka ambil ternyata kurang tepat dan hasilnya tidak sesuai dengan yang mereka prediksikan. Selain itu, kalimat tersebut mengandung unsur penghargaan meski intinya memberikan teguran. Beda halnya dengan respon kalimat yang bisa memicu rasa sakit hati seperti "Anda ini bagaimana? tidak bejus mengerjakan tugas. Kalau sudah tahu dengan metode yang sebelumnya bisa mencapai target perusahaan kenapa Anda pakai metode yang berkali-kali kurang efektif??? Anda ingin perusahaan bangkrut apa ingin dipecat???"
Kejujuran kita terhadap orang lain bukan karena kita tak sependapat namun mungkin karena kita memiliki alternatif ide yang lain
Kejujuran kita terhadap orang lain bukan karena kita tidak mau mendengar namun karena kita memiliki alasan yang kuat
Kejujuran kita terhadap orang lain, kadang sesuatu yang kita lupakan. Namun bisa terkenang oleh mereka yang menerimanya baik kata itu positif atau negatif
Kejujuran kita terhadap orang lain bisa menjadi akar yang membakar semangatnya tanpa kita tahu sebesar apa nyala itu
Kejujuran kita terhadap orang lain tak selalu karena kita iri, namun karena kita peduli
Kejujuran kita kepada orang lain bukan karena kita ingin menyakiti, namun kadang lebih baik bila berkata yang sebenarnya. (c-ya)
Penghargaan memang tak selalu terlihat mata. Namun, bila tulus ucapan itu akan selalu teringat bahkan mungkin tanpa kita sadari ucapan kita telah melekat disebuah dinding kamar seseorang. Ada sebuah cerita dalam film stairway to heaven dimana anak sulungnya seringkali mendapat cacian dari ibu kandungnya dan meskipun anaknya tersebut menjadi juara pertama lomba melukis, reaksi ibu tersebut tidak mengucapkan kalimat selamat namun justru membuang lukisan-lukisan itu. Tentu saja, ketidakpedulian tersebut membuat anaknya semakin kecewa namun dengan kehendak Tuhan dan dorongan dari adik tirinya dia bersemangat lagi untuk melukis. Beberapa tahun kemudian dia menjadi pelukis yang terkenal. Seperti halnya sebuah kisah mengenai seorang siswa yang beberapa tahun lalu diminta gurunya mencari tikus yang lolos didalam ruang kelas. Guru tersebut menganggap siswanya memiliki pendengaran yang tajam untuk mengimbangi matanya yang buta. Penghargaan itu ternyata masih dikenang oleh siswanya
dan sejak hari itu dia lebih bersemangat untuk berusaha mengembangkan kelebihan-kelebihan nya yang lain. Bila anda menyukai musik, mungkin tak asing mendengar suara siswa yang telah dewasa dengan nama Stevie Wonder.
Hal Urban pernah berkata, "Kata-kata adalah sebuah pilihan. Jadilah pencari kebaikan orang lain dan bukanlah kelemahan mereka. Katakan pada mereka apa yang kamu suka dari mereka. Beri pujian yang tulus pada mereka yang berhak menerimana daripada mengatakan pada mereka tentang kebaikan mereka ketika mereka telah berada dalam peti kematian secara bergantian. Biarkan kata-kata yang terlontar dari bibirmu adalah kata yang positive dan bukan kata-kata yang menyakitkan. Bicaralah pada mereka seakan-akan itulah saat terakhir kamu berbicara."
Bila kata-kata yang tulus dari kita sekiranya bisa membuat orang lain lebih semangat, bisa lebih baik, bisa memperbaiki ketidakpercayaan dirinya yang menurun dan bisa membuat mereka lebih bahagia kenapa kita sulit mengungkapkannya? ??. Kita memang tidak tahu secara pasti, sebesar apakah pengaruh penghargaan yang jujur dari kita pada orang lain. Karenanya, katakan sebelum terlambat pada mereka yang layak memperolehnya dan bebagilah dengan dunia dengan melakukan hal-hal yang diharapkan bisa membuat diri kita dan orang lain bisa lebih baik.
Teriring : "Karena Kata Begitu Berharga."
Dedicated 4 …………… yang telah menginsipirasi hidup saya
Semoga Allah mengampuni saya jika karena pengetahuan saya yang kurang luas sehingga saya berbuat dan berbicara salah.
Wallahu a'lam bishshawwab
Wassalamualaikum wr wb
Pasuruan,
29.04.08 / 23:41
_,___
Sore itu aku jumpai engkau dirumahmu, yang begitu sederhana dan apa adanya
tidak seperti biasa tiada senyum menghias bibirmu, namun yang kutemui adalah segurat wajah dengan gurat ketegaran menahan sakit di perutmu. Sakit yang ditorehkan oleh para dokter itu tuk mengambil penyakit yang bersarang di perutmu.
Allah, tiada kusangka engkau mengidap penyakit itu. Penyakit Mioum serta kista yang menghuni disekitar rahimmu. Menurut Dokter harus segera dioperasi agar tidak membesar lagi. Ternyata setelah diangkat Mioum itu telah mencapai 2 Kg beratnya.Belum kista yang disayat di sekitar indung telurmu..... , . Sahabatku, dalam kondisi tersebut masih terlafaz syukur dibibirmu karena penyakit itu tidak menghuni di dalam rahimmu sehingga rahimmu masih bisa diselamatkan. Setelah sekian banyak pengorbanan yang kau berikan untuk keluargamu. Masih ku ingat ketika kau kuliah dulu di UNJ, kau berpacu dengan waktu untuk belajar dan juga bekerja , untuk biaya kuliahmu dan juga biaya hidup keluargamu. Untuk Ibu dan Bapakmu dan juga kedua adikmu. Ibumu,yang lalu ikut membantu meringankan beban financial keluarga, sekitar dua tahun yang lalu , terkena pendarahan diotaknya. Engkau dengan ketegaranmu, engkau hadapi semua sendiri. Adik2mu masih terlalu kecil untuk membantumu,
sedangkan Bapakmu dengan semua keterbatasannya tiada bisa berbuat apa apa. Sampai uang parkir motor untuk menjenguk ibumu, bapakmu masih meminta kepadamu. Semua penderitaan dan semua beban hidupmu kau tanggung sendiri.
Ketika operasi besar itu akan dilakukan, tiada keluargamu tahu. Kau datang sendiri dengan temanmu. Kau katakan bahwa kau takut ibumu tidak kuat mengetahui kondisimu yang berakibat terganggu kesehatannya.
Satu hal yang menjadi kekhawatiranmu, Jika maut menjemputmu, engkau ikhlas namun bagaimana dengan adik adikmu, juga ibumu..
Allah, dalam penderitaan kau masih fikirkan orang lain.
Dalam kisahmu, sebelum kau jalani operasi itu, kau berproses ta'aruf dengan seorang ikhwan. Namun ketika tahu kondisi kesehatanmu ikhwan tersebut memutuskan untuk tidak melanjutkan proses itu.
10 April kemarin, usiamu genap 30 Tahun.
Kulantunkan Doa, semoga engkau selalu diberikan kesehatan, diberikan kekuatan, dan juga ketegaran. Jangan bersedih sahabatku, masih ada kami, sahabat2mu. Juga masih ada Allah yang akan selalu bersamamu. Dengan kasih sayangnya dan juga naungan hidayahnya. Allah pasti sedang menyiapkan skenario yang indah untuk hidupmu. Untuk mengganti semua pengorbannmu dan juga semua keikhlasanmu. Dan Allah pasti telah menyiapkan seorang lelaki sholeh untuk menjadi pendamping hidupmu.
Pondok aren, 24 April 2008